Makalah Supervisi Pendidikan
Profesi Pendidikan
Dibuat Oleh:
Leo Saputra S
(06121010030)
Dosen Pembimbing : Drs. Imron A.Hakim, M.Si
PENDIDIKAN
KIMIA
FAK.
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2013/2014
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan
pendidikan di Indonesia maka paradigma tenaga kependidikan pun sudah seharusnya
mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau
kepengawasan pendidikan ini. Dari paradigma lama dapat dipahami bahwa
pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan
orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian pengawasan seperti ini
sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu
sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan telah dialami.
Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian pengawasan dalam
pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir sama dengan
inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan demokratis,
tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai sekolah telah
melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi juga
berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan paradigma
baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin kerjasama
yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan yang
dibebankan kepada diri masing-masing.
Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan
pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam
konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang
konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar,
pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik
kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja
artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa
membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan
haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat disebut sebagai
kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan.
Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan
pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau
metode mendidik yang baik dan professional. Dalam perkembangannya supervisi
pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di
Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif,
aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan
pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan akan lebih menunjang para
mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi pada
pendidikan yang baik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang makalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaimana pengertian dari supervisi pendidikan?
2. Apa saja tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Siapa yang menjadi sasaran dalam supervisi pendidikan?
4. Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan?
5. Bagaimana ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui tentang pengertian supervisi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui sasaran dalam supervisi pendidikan.
4. Mengetahui fungsi dari supervisi pendidikan.
5. Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini yaitu:
1. Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
mahasiswa mengenai supervisi pendidikan.
2. Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang
bagaimana proses penanganan dan penyelesaian masalah mengenai pendidikan
sekarang ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata
bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan
yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada
umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi
adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah
salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif,
agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm
masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa,
supervisi diartikan sebagai kegiatan
supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar
mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi,
yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa
supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat
dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda.God Carter
melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang supervise
sebagai pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan
Purwanto (1987) memandang sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan
supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar
secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk
memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru
termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses
belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,
pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan
dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik
evaluasi pengajaran. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada
dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian
tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan
tetapi semua orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya
adalah teman sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang
memungkinkan terciptanya kegiatan belajar mengajar yang baik.
Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan adalah:
1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan
pendidikan
2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar
murid.
3. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.
4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan
hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber
pengalaman belajar.
6. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
7. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral
kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa
gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari
masyarakat.
10. Membantu
guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.
C. Sasaran Supervisi Pendidikan
Sebetulnya apabila dicermati secara rinci, kegiatan
supervisi yang sesuai dengan sasarannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan pada masalah
akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar
mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi administrasi, yang lebih
menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai
pendukung terlaksananya pembelajaran. Di samping dua macam supervisi yang
disebut dengan objeknya atau sasarannya, ada lagi supervisi yang lebih luas
yaitu supervisi lembaga dan akreditasi. Yang membedakan antara kedua hal tersebut
adalah pelaku dan waktu dilaksanakannya. Supervisi lembaga dilakukan oleh orang
yang ada di dalam lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar lembaga yaitu
pengawas secara terus menerus, sedangkan supervisi akreditasi dilakukan oleh
tim dari luar hanya dalam waktu-waktu tertentu. Tujuannya sama yaitu
meningkatkan kualitas lembaga baik parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain
yang menjadi sasaran atau objek supervisi akademik, supervisi administrasi,
supervisi lembaga, dan supervisi akreditasi adalah sama yaitu meningkatkan
kualitas lembaga, tetapi lingkup dan harapan tentang kualitasnya berbeda.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara garis besar fungsi supervisi dapat
dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu kepemimpinan, kepengawasan dan pelaksana.
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin.
Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi
pelaksana terdapat pada supervisor, karena ia adalah para pelaksana di lapangan
yang dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru
dan kepala sekolah.
Rincian dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor
hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan
staf sekolah yang berada di bawah tanggung jawab dan kewenangannya.
b. Mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi
seluruh personil sekolah.
c. Mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di
luar lingkungan sekolah.
d. Menampung, melayani dan mengakomodir segala macam
keluhan aparat kependidikan disekolah tersebut dan berusaha membantu
pemecahannya.
e. Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja
dengan semua unsur terkait.
f. Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra
kurikuler di sekolah.
g. Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut.
Dalam
melaksanakan fungsi pengawasan, supervisor hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas
kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang
dilaksanakan itu sesuai dengan rencana atau tidak.
b. Memantau perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi
tanggung jawab dan kewarganegaraannya termasuk belajar siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c. Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara
keseluruhan yang didalamnya terdapat administrasi personil, materil, kurikulum
dsb.
d. Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
Dalam
melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor hendaknya memperhatikan
kegiatan-kegiatan berikut:
a. Melaksanakan tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah
ditetapkan.
c. Melaporkan hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat
yang berwenang untuk dianalisis dan ditindaklanjuti
E.
Ruang Lingkup Dan Teknik
Supervisi Pendidikan
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang
saling berkaitan antara satu dengan lainnya unsur-unsur yang dimaksud adalah
personal, material dan operasional, oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan
pun mencakup ketiga unsur tersebut yang bila dijabarkan sebagai berikut:
1.
Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para
personal dalam sekolah yang disupervisi, para personal yang dimaksud adalah
Kepala Sekolah, pegawai tata usaha, guru, siswa.
a. Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang
perlu disupervisi terhadap kepala sekolah yaitu:
Masalah jalannya
pendidikan dan pengajaran
Masalah program
pendidikan dan pengajaran disekolah
Masalah kepemimpinan
kepala sekolah
Masalah administrasi
sekolah
Masalah kerja sama
sekolah lain dan instansi terkait lainnya
Masalah kebijaksanaan
sekolah yang menyangkut kegiatan intra dan ekstra kurikuler
Masalah BP3 dan POMG
dan lain -lain
b. Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang
perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh stafnya antara lain:
Masalah administrasi
sekolah
Masalah data dan
statistik sekolah
Masalah pembukuan
Masalah surat
menyurat dan kearsipan
Masalah rumah tangga
sekolah
Masalah pelayanan
terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
Masalah laporan
sekolah dan lain –lain
c.
Guru
Hal-hal pokok yang
perlu disupervisi terhadap guru antara lain:
Masalah wawasan dan
kemampuan
Masalah kehadiran dan
aktivitas guru
Masalah persiapan
mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran, program
tahunan, program semester, program satuan pelajaran sampai dengan persiapan
mengajar harian atau perencanaan pengajaran
Masalah pencapaian
target kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler
Masalah kerjasama
guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tata usaha dan dengan kepala
sekolah
Masalah tri pusat
pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
Masalah kemampuan
belajar siswa
d. Siswa
Hal-hal pokok yang
perlu disupervisi terhadap siswa antara lain:
Motivasi belajar
siswa
Tingkat kesulitan
yang dialami siswa
Keterlibatan siswa
dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler
Pengembangan
organisasi siswa
Sikap guru dan kepala
sekolah terhadap siswa
Keterlibatan orang
tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
Kesempatan memperoleh
pelayanan secara prima dari sekolah
2.
Unsur Material
Hal-hal pokok yang
perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik lainnya :
Ketersediaan ruangan untuk
perpustakaan, labolaturium, ruang praktek ibadah, aula dan lain-lain
Pengelolaan dan
perawatan terhadap fasilitas tersebut
Pemanfaatan buku-buku
teks pokok dan buku-buku penunjang
Pemanfaatan dan
perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya
3.
Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu
disupervisi dari unsur operasional antara lain:
a.
Masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, yang
mencakup:
Ø
Kurikulum
Ø
Proses belajar
mengajar
Ø
Evaluasi/penilaian
Ø
Kegiatan ekstra
kurikuler
b.
Masalah yang berkaitan dengan teknik administrasi,
mencakup:
Ø
Administrasi personal
Ø
Administrasi material
Ø
Administrasi
kurikulum dan sebagainya
c.
Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan
kerjasama, mencakup:
Ø
Sekolah dengan
keluarga dan masyarakat
Ø
Sekolah dengan
sekolah-sekolah lainnya
Ø
Sekolah dengan
lembaga swadaya masyarakat
Ø
Sekolah dengan
organisasi kepemudaan
Ø
Sekolah dengan
instansi pemerintah terkait
Teknik-teknik
Supervisi Pendidikan. Tugas pengawas satuan pendidikan ketika melaksanakan tugas
pengawasannya, haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik agar
kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil pembinaannya
mencapai tujuan pembinaan.
Ada
beberapa metode dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode
tersebut dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.
a. Teknik Supervisi Individual
Teknik
supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru
tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor atau
pengawas hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan
tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual
meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan
antar kelas, dan menilai diri sendiri.
b. Teknik
Supervisi Kelompok
Teknik
supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan
analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan
yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian
pada kelompok ini diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi kelompok ada beberapa diantaranya
adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan, Kerja kelompok, Laboratorium kurikulum, Baca
terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata, Diskusi panel, Organisasi
professional, Pertemuan guru, Lokakarya atau konferensi kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
supervisi mengandung arti yang luas dan demokratis, dengan paradigma baru yang
tidak hanya melihat kinerja kepala sekolah guru dan pegawai sekolah saja akan
tetapi juga mencari jalan keluar apabila terjadi permasalahan. Para supevisor
berkewajiban memberi bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih bersifat
kemitraan, hubungan komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi menjadi
two way traffic.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini referensi yang digunakan
sudah cukup namun apabila akan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu
akan lebih baik. Waktu yang diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah
makalah sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk
menggunakan referensi dan waktu yang lebih banyak.